Cermati! Apakah Anak Anda Menderita Autis??
Karakteristik fisik
1. Penampilan
Antara usia 2 dan 7 tahun, mereka juga cenderung lebih pendek dibandingkan populasi normal.
2. Tangan Dominan
Banyak anak autistik mengalami kegagalan lateralisasi.
3. Penyakit Fisik yang menyertai
Anak – anak gangguan autistik yang muda memiliki insidensi yang agak lebih tinggi mengalami infeksi saluran pernafasan bagian atas, bersendawa yang berlebihan, kejang demam, konstipasi, dan gerakan usus yang kendur.
Karakteristik perilaku
a) Gangguan Kualitatif pada Interaksi Sosial
Semua anak autistik gagal menunjukkan keakraban yang lazimnya terhadap orang tua mereka dan orang lain. Saat bayi, banyak yang tidak memiliki senyum sosial dan sikap tidak mau digendong jika seorang dewasa mendekati. Kontak mata yang abnormal adalah temuan yang sering.
Perkembangan sosial anak autistik ditandai oleh tidak adanya (tetapi tidak selalu tidak ada sama sekali) perilaku melekat dan kegagalan yang relatif awal pada pertalian terhadap orang tertentu. Anak autistik seringkali tidak terlihat mengenali atau membedakan orang – orang yang paling penting dalam kehidupannya misal, orang tua, sanak saudara, dan guru. Dan mereka mungkin hampir tidak menunjukkan cemas perpisahan saat ditinggal di dalam lingkungan yang asing dengan orang asing.
b) Gangguan Komunikasi dan Bahasa
Penyimpangan bahasa, seperti keterlambatan bahasa, adalah karakteristik untuk gangguan autistik. Dalam tahun pertama kehidupan, banyaknya dan frekuensi celoteh anak autistik mungkin menurun atau abnormal. Beberapa anak mengeluarkan bunyi – bunyi klik, suara, pekikan, dan suku kata tanpa arti – dalam cara yang stereotipik tanpa terlihat minat untuk berkomunikasi.
Pembicaraan mereka mengandung ekolalia, baik segera atau terlambat, atau frasa stereotipik di luar konteks. Kelainan tersebut sering disertai dengan pembalikan kata sebutan; yaitu, seorang anak perempuan berkata, ”kamu ingin mainan?” saat ia bermaksud menginginkan mainan. Kesulitan dalam artikulasi juga ditemukan. Pemakaian kualitas dan irama suara yang aneh terlihat secara klinis pada banyak kasus.
Steorotip
Aktivitas dan permainan anak autistik kaku, berulang, dan monoton. Fenomena ritualistik dan kompulsif adalah sering ditemukan pada masa anak – anak awal dan pertengahan. Anak autistik seringkali memutarkan, membanting, dan membariskan benda – benda dan menjadi terlekat pada benda mati. Disamping itu, banyak anak autistik, terutama mereka dengan intelektual yang paling terganggu, menunjukkan berbagai kelainan gerakan. Stereotipik, manerisme, dan seringkali adalah paling sering terlihat jika anak ditinggalkan sendiri dan dapat menurun pada situasi yang terstruktur.
Anak autistik tahan terhadap transisi dan perubahan. Pindah ke rumah baru, memindahkan perabotan di dalam ruangan, dan makan pagi sebelum mandi jika merupakan kebalikan dari rutinitas mungkin menyebabkan panik atau temper tantrum.
Mood Berubah – ubah
Menunjukkan perubahan dengan emosional yang tiba – tiba, dengan ledakan tawa atau tangisan tanpa terlihat alasan dan tidak mengekspresikan pikiran yang sesuai dengan perasaan.
Respon terhadap Stimulus Sensorik
Responsif secara berlebihan atau kurang responsif terhadap stimuli sensorik (sebagai contohnya, suara dan nyeri). Mereka mungkin secara selektif mengabaikan ucapan yang diarahkan pada dirinya, dan sehingga mereka sering disangka tuli. Tetapi, mereka mungkin menunjukkan minat yang tidak lazim terhadap bunyi detik jam tangan. Banyak yang memiliki peningkatan ambang nyeri atau perubahan respon terhadap nyeri. Malahan, anak autistik mungkin melukai dirinya sendiri secara parah dan tidak menangis.
Gejala Perilaku
Hiperkinesis adalah masalah perilaku yang sering pada anak autistik yang muda. Seringkali berganti – ganti dengan hiperaktivitas. Agresivitas dan temper tantrum terlihat, seringkali dengan alasan yang tidak jelas, atau disebabkan oleh perubahan atau tuntutan. Perilaku melukai diri sendiri adalah berupa membenturkan kepala, menggigit, mencakar, dan menarik rambut. Rentang perhatian yang pendek, ketidakmampuan sama sekali untuk memusatkan pada pekerjaan, insomnia, masalah pemberian makanan dan makan, enuresis, dan enkopresis juga sering ditemukan.
Tes Intelegensia menemukan nilai kecerdasan (I.Q.) 68, dengan gangguan ringan pada fungsi adaptif. Pemeriksaan bahasa menunjukkan pemakaian bahasa yang jelas idiosinkratik dan ekolalia yang sering.
Intelektual
40% memiliki nilai intelegensia (I.Q.) di bawah 50 sampai kira – kira 70 (retardasi mental ringan).
Sumber:
www.scribd.com. dr. Warih Andan Puspitosari, Sp.KJ. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Print halaman ini